en.wikipedia.org |
Rasanya memalukan, pernah 10 bulan tinggal di
Jakarta dan beberapa kali berkunjung tapi yang didatangi hanyalah
pusat perbelanjaan di daerah Mangga Dua dan mal-malnya saja, kurang
tahu tempat wisata yang lainnya. Dengan semakin maraknya program
acara jalan-jalan di TV dan informasi melalui internet mendorong
saya untuk mencoba lebih mengenal Jakarta dari sisi wisatanya.
Sebetulnya banyak sekali kendaraan umum yang
dapat mengantar kita dari satu tempat ke tempat lain, contohnya
komuter line (yang terbaru) dan KRL ekonomi, Bus dari yang patas AC
sampai ekonomi busuk, Kopaja, Mikrolet, Ojek motor sampai sepeda,
Bajaj, bahkan yang antik pun masih ada yaitu Oplet, dan Bus Trans
Jakarta atau biasa orang menyebutnya Busway.
Pengalaman saya menggunakan transportasi umum
di Jakarta tidaklah semenakutkan berita-berita kriminal di TV. Saya
pernah mengajak 2 orang yang sama sekali belum pernah naik kendaraan
umum untuk muter-muter Jakarta dengan kendaraan umum dan hasilnya
mereka cukup menikmati serta aman-aman saja. Menurut saya kejahatan
ada dimana-mana, hanya saja tinggal pintar-pintarnya kita menjaga
diri dan meminimalisir resiko tersebut. Contohnya:
- Jangan mengeluarkan dompet/HP ditempat atau kendaraan umum, pengalaman pribadi dulu pernah mengeluarkan HP distasiun begitu naik kereta HP dikantong celana sudah hilang.
- Taruh dompet dibagian terdalam tas. Dan selalu letakkan tas didepan tubuh.
- Bagi uang dalam beberapa bagian dan disimpan dibeberapa tempat. Khusus uang transport bisa ditaruh dikantong tas atau baju yang mudah dijangkau jadi tidak perlu lagi mengeluarkan uang dari dompet.
- Jangan kelihatan bingung ditempat umum dan tetap waspada terhadap kebaikan orang yang tidak dikenal.
Saat ini salah satu wisata yang saya sukai adalah Wisata Trans Jakarta/Busway... Yups betul!!!... Wisata muter-muter kota Jakarta naik Busway. Harganya lumayan murah, terakhir saya bayar Rp. 6.000,- bisa buat muter Jakarta sak kesele, asal kita tidak keluar dari halte kita tidak perlu bayar lagi. Enaknya di Jakarta ada beberapa halte yang tersedia jembatan penyeberangannya jadi kalau kita mau balik atau pindah koridor tinggal jalan melalui jembatannya tidak harus keluar dari halte dan tidak harus bayar lagi.
Beberapa rute yang pernah saya lalui adalah
dari Stasiun Kota–Blok M, Stasiun Kota–Senen, Stasiun Kota–Terminal Kalideres, Stasiun Kota– Rawamangun, Senen–Terminal
Kalideres dan Terminal Kalideres–Ancol.
Dari rute-rute tersebut
yang paling saya sukai adalah rute dari Stasiun Jakarta Kota sampai
dengan Blok M, alasannya karena rute itu melewati tempat-tempat
terkenal yang sering diberitakan di TV. Kurang lebihnya pemandangan
yang bisa kita lihat adalah pusat perbelanjaan Glodok, Monas,
sepanjang jalan Thamrin dengan gedung perkantoran yang menjulang
tinggi dan bervariasi bentuknya, Sarinah mall pertama di Indonesia,
Bunderan HI, Jalan Setiabudi (lumayan familier kan namanya), Polda
Metro Jaya, Gelora Bung Karno, Gedung DPR di Senayan, Masjid Agung
dan terakhir turun diterminal Blok M, yang kemudian bisa dilanjutkan
jalan-jalan disekitaran Blok M dengan keluar masuk mall atau
lihat-lihat kios diterminal Blok M yang dagangannya juga heboh-heboh.
Menurut saya asyik juga berwisata dengan cara
ini, karena busway rata-rata ada jalan tersendiri jadi tidak harus
ikut-ikutan macet dijalan. Selain AC-nya adem saat ini juga sudah
dipisahkan tempat duduk cewek dan cowok jadi menambah kenyamanan
perjalanan. Posisi favorit saya untuk duduk atau berdiri adalah
dibagian depan, pas dibelakang atau diseberang sopir karena disitulah
pandangannya paling luas jadi puas melihat-lihat kota Jakarta. Selain
itu mbak dan mas-masnya dari penjual tiket, security sampai
pramugari/a-nya juga cukup informatif kalau ditanya mengenai arah,
mereka juga memberikan arahan jika kita harus turun dihalte tertentu
untuk berpindah bus, jadi jangan takut kesasar.
Ada 2 rute yang suatu saat ingin saya coba
yaitu ke arah Ragunan dan TMII, jadi sekalian bisa main ke kebun binatang Ragunan dan TMII.
poskota.co.id |
Tapi kenyamanan berwisata dengan cara ini juga
tergantung pada jam dan hari-nya. Usahakan tidak bertepatan dengan
jam berangkat/pulang kantor atau hari libur. Wuihhh ngeri... kalau
sampai bersamaan dengan jam atau hari tersebut. Rasanya kita mesti
berebut posisi dan berdesakan didalam halte maupun busway dengan
orang se-Jakarta (waduh lebay banget!), disaat-saat itulah biasanya
terjadi pelecehan atau pencopetan hehehe... Selain itu takutnya kalau
kita terdesak sampai ditengah-tengah bus yang penuh kita akan
kesulitan untuk turun dihalte tujuan kita.
BTW dari ketidak-nyamanan dibusway menurut saya
tetap lebih banyak kenyamanan-nya dibandingkan menggunakan
transportasi umum lainnya. Walaupun pernah empet-empetan, digencet
sampai diketekin orang (hiii!!!!), itu menjadi pengalaman tersendiri
yang lumayan seru dan tidak menjadikan saya kapok untuk mencoba lagi.
tipsnya oke! share pengalamannya keren, jadi pengin nyoba... hehehe tp kapan ya...
BalasHapusiya mb ayo kapan kita coba sama2 hehehe
Hapus