Untuk mencapai museum ini,
dari depan taman kaliurang ambil arah kiri lurus naik terus, nanti ada papan
petunjuk arah museum lalu belok kiri. Dari jalan raya, museumnya tidak kelihatan
karena agak menjorok masuk. Menurut informasinya museum ini diresmikan ditahun
2007 namun warga Jogja sendiri banyak yang tidak tahu keberadaan museum ini.
Tiket masuknya seharga Rp.
25.000,- jauh lebih mahal dari museum-museum yang pernah saya datangi yang
rata-rata mematok harga tiket Rp. 3.000,-an. Tiketnya lebih bagus daripada museum
lain yang biasanya terbuat dari kertas folio warna-warni. Museum ini dimiliki
oleh keluarga Kraton dikelola secara swasta. Yang dibangun dengan menggunakan
arsitek dari Belanda dan Indonesia, sehingga kelihatan dari bangunanya
perpaduan antara bangunan Belanda dengan bangunan Jawa. Ada 3 area didalam
museum, yaitu museum, galeri sovenir dimana sovenir yang dijual harganya sangat
mahal untuk ukuran kantong saya, dan diatas galeri sovenir ada restaurantnya.
Untuk masuk museum ini harus diantar
oleh guide yang disediakan oleh pihak museum. Karena saya datang sendiri maka
saya digabungkan dalam rombongan keluarga dari Semarang. Isinya merupakan
foto-foto dan lukisan keluarga kerajaan dari Kraton Solo dan Jogja dengan usia
yang sudah ratusan tahun. Karena isinya benda-benda berharga semua maka didalam
museum tidak boleh memotret. Yang menarik dari museum ini adalah tempatnya yang
mirip labirin. Selain itu guide-nya menceritakan secara rinci setiap foto atau
lukisan yang ada. Sebenarnya isi museum ini tidak beda jauh dengan museum Kraton
hanya saja berbagai informasi disajikan secara menarik sehingga sepadan dengan
harga tiket masuknya.
Dimuseum ini sistemnya masuk
dalam 1 ruangan guide-nya menjelaskan kemudian kita diberi waktu untuk
melihat-lihat sebentar kemudian digiring ke ruangan lain begitu seterusnya.
Tidak seperti dimuseum lain yang kita bisa bebas kembali keruangan sebelumnya
jika kita belum puas untuk melihat-lihat, bahkan di Ullen Sentalu pengunjung
tidak diperbolehkan keluar dari rombongan. Mau tidak mau karena menampilkan
barang-barang kraton walaupun terbuka didalam taman rasanya suasana museum ini
terasa mistis. Informasi dari guide pernah ada peserta yang keluar dari
rombongan, petugas museum mencari orang tersebut sampai 1 jam baru ditemukan.
Kalau dilihat dari tempat museum itu sepertinya tidak mungkin kalau kesasar
sehingga tidak bisa ditemukan. Belakangan saya juga mendapat cerita bahwa ada
rombongan dari Jakarta, yang salah satunya melihat sesosok pria bule dengan
pakaian Belanda lengap dengan topinya dan wanita dengan pakaian Jawa berdiri
diatas Restaurant, sedangkan yang lainnya tidak melihat.
Dibagian akhir tour guide mengantar kami diarea berfoto yaitu disebuah taman yang jadi satu dengan galeri sovenir dan restaurant. Beruntung sang guide baik hati, dia menawarkan untuk memotret saya ditaman tersebut jadi ada foto kenang-kenangan.
Dibagian akhir tour guide mengantar kami diarea berfoto yaitu disebuah taman yang jadi satu dengan galeri sovenir dan restaurant. Beruntung sang guide baik hati, dia menawarkan untuk memotret saya ditaman tersebut jadi ada foto kenang-kenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar