Jumat, 18 Mei 2012

Museum Ullen Sentalu



 Untuk mencapai museum ini, dari depan taman kaliurang ambil arah kiri lurus naik terus, nanti ada papan petunjuk arah museum lalu belok kiri. Dari jalan raya, museumnya tidak kelihatan karena agak menjorok masuk. Menurut informasinya museum ini diresmikan ditahun 2007 namun warga Jogja sendiri banyak yang tidak tahu keberadaan museum ini.

Tiket masuknya seharga Rp. 25.000,- jauh lebih mahal dari museum-museum yang pernah saya datangi yang rata-rata mematok harga tiket Rp. 3.000,-an. Tiketnya lebih bagus daripada museum lain yang biasanya terbuat dari kertas folio warna-warni. Museum ini dimiliki oleh keluarga Kraton dikelola secara swasta. Yang dibangun dengan menggunakan arsitek dari Belanda dan Indonesia, sehingga kelihatan dari bangunanya perpaduan antara bangunan Belanda dengan bangunan Jawa. Ada 3 area didalam museum, yaitu museum, galeri sovenir dimana sovenir yang dijual harganya sangat mahal untuk ukuran kantong saya, dan diatas galeri sovenir ada restaurantnya.

Untuk masuk museum ini harus diantar oleh guide yang disediakan oleh pihak museum. Karena saya datang sendiri maka saya digabungkan dalam rombongan keluarga dari Semarang. Isinya merupakan foto-foto dan lukisan keluarga kerajaan dari Kraton Solo dan Jogja dengan usia yang sudah ratusan tahun. Karena isinya benda-benda berharga semua maka didalam museum tidak boleh memotret. Yang menarik dari museum ini adalah tempatnya yang mirip labirin. Selain itu guide-nya menceritakan secara rinci setiap foto atau lukisan yang ada. Sebenarnya isi museum ini tidak beda jauh dengan museum Kraton hanya saja berbagai informasi disajikan secara menarik sehingga sepadan dengan harga tiket masuknya.


Dimuseum ini sistemnya masuk dalam 1 ruangan guide-nya menjelaskan kemudian kita diberi waktu untuk melihat-lihat sebentar kemudian digiring ke ruangan lain begitu seterusnya. Tidak seperti dimuseum lain yang kita bisa bebas kembali keruangan sebelumnya jika kita belum puas untuk melihat-lihat, bahkan di Ullen Sentalu pengunjung tidak diperbolehkan keluar dari rombongan. Mau tidak mau karena menampilkan barang-barang kraton walaupun terbuka didalam taman rasanya suasana museum ini terasa mistis. Informasi dari guide pernah ada peserta yang keluar dari rombongan, petugas museum mencari orang tersebut sampai 1 jam baru ditemukan. Kalau dilihat dari tempat museum itu sepertinya tidak mungkin kalau kesasar sehingga tidak bisa ditemukan. Belakangan saya juga mendapat cerita bahwa ada rombongan dari Jakarta, yang salah satunya melihat sesosok pria bule dengan pakaian Belanda lengap dengan topinya dan wanita dengan pakaian Jawa berdiri diatas Restaurant, sedangkan yang lainnya tidak melihat. 


Dibagian akhir tour guide mengantar kami diarea berfoto yaitu disebuah taman yang jadi satu dengan galeri sovenir dan restaurant. Beruntung sang guide baik hati, dia menawarkan untuk memotret saya ditaman tersebut jadi ada foto kenang-kenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar