Tahun 2009 |
Dibalik alasan memanjangkan rambut adalah kepraktisan, bukan karena termakan iklan shampo yang membanjiri iklan-iklan ditelevisi yang memberikan image bahwa wanita berambut panjang pasti cantik hehehe.. Sebenarnya karena saya kurang suka jika ada helai rambut yang jatuh kearea wajah, rasanya risih, dengan berambut panjang maka bisa diikat pony tail, rapi, tidak ada gangguan dan rasane padang ndonyane (rasanya terang dunianya).
Tahun 2011 |
Setelah bertahun-tahun setia dengan gaya rambut
panjang ada kalanya terbit keinginan untuk mengubah gaya rambut. Rasanya
bosan sekali dengan rambut panjang. Selain itu rambut panjang untuk
saat ini terasa semakin merepotkan. Dengan tipe rambut yang berminyak
maka harus sering-sering dicuci. Bisa dibayangkan repotnya dengan rambut yang lumayan panjang harus setiap hari keramas dan proses mengeringkan rambut yang agak lama. Kadang kalau rasa malas datang maka harus pasrah seharian dengan kondisi rambut yang lecek.
Setelah resign dari pekerjaan keinginan untuk mengubah gaya rambut secara ekstrim muncul lagi. rasanya momentumnya tepat sekali. Kenapa tepat??? Jawabannya tak lain tak bukan karena kalau itu keputusan yang salah maka tidak akan terlalu malu dikomentari orang, karena bisa ngumpet (bersembunyi) dirumah sampai tumbuh rambut lagi.
Tanggal 19 Desember 2011 menjadi hari besarnya. Setelah berputar-putar kota Jogja untuk mencari salon yang sekiranya tepat sehingga paling tidak bisa meminimalisir kerusakan, berhentilah saya di daerah Kotabaru. Pilihan saya jatuhkan karena salon itu dari depan sepi, jadi tidak harus antri dan harapannya tidak terjadi kehebohan. Selain itu dengan merknya Rudy Hadisuwarno jadi paling tidak kapsternya profesional.
Dengan langkah gemetar dan deg-degan saya memasuki salon tersebut. Setelah mendaftar dan dicuci rambutnya, saya didudukkan kekursi potong. Menunggu sambil gemetaran, tangan dan kaki menjadi dingin rasanya seperti diujung tanduk sudah tidak bisa balik lagi untuk batal, imajinasi mulai berkeliaran tak karuan. Mungkin seperti itu yang dirasakan binatang jika menunggu gilirannya dipotong, hiii....
After - Tampak depan |
Ternyata yang memotong mas-mas. Agak lega juga karena menurut perkiraan kalau laki-laki tidak akan ribut jadi tidak menghalangi keputusan saya untuk membabat habis rambut. Ternyata perkiraan saya benar. Saking gugupnya waktu ditanya mau potong model apa saya tidak bisa jawab hanya menyodorkan foto artis Indy Barens dihandphone, komentarnya "ok, bagus kok". Dan tanpa babibu langsung dieksekusi. Saya hanya bisa menunduk melihat potongan-potongan rambut jatuh dilantai, tidak berani melihat cermin. Orang-orang didalam salon, pelanggan dan pegawai sampai histeris melihatnya.
After-Tampak samping |
Pengalaman potong rambut kali ini saya samakan dengan pengalaman naik ontang-anting di Dufan. Rasa takut, deg-degan, ngeri dan gemetarannya mirip. Seperti melakukan olah-raga adrenalin yang awalnya ngeri setelahnya lega dan puas bukan main hahahha... Kepala ringan sekali dan semriwing kalau kena angin. Hampir 24 jam kepala seperti kesemutan dan aneh.
Kalau ditanya perasaannya dengan rambut sangat pendek, jawabannya sangat puas.... Suatu saat kalau keberaniannya sudah kumpul lagi rasanya mau mencoba untuk memotong lebih pendek lagi seperti gaya rambutnya Sarah Sechan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar