Jumat, 18 Mei 2012

Museum Gunung Api Merapi



Perjalanan saya ke Museum Gunung Api Merapi dan Museum Ullen Sentalu (yang akan saya ceritakan tersendiri) didaerah Kaliurang sebenarnya tidak direncanakan. Ketika saya dalam perjalanan dari Magelang ke Jogja tiba-tiba saya memutuskan untuk berbelok kearah Desa Turi yang belum pernah saya lewati. Sempat agak was-wasdiperjalanan karena sepanjang jalan saya jarang sekali berpapasan dengan orang lain. Dengan jalanan yang terus menanjak diapit perkebunan salak dikanan dan kiri jalan dan dilatar belakangi pemandangan Gunung Merapi saya putuskan untuk tetap naik walaupun kurang yakin nantinya sampai dimana.

Tiba-tiba ditengah jalan saya melihat petunjuk arah menuju Museum Gunung Api Merapi lalu saya ikuti petunjuk tersebut. Ketika akhirnya saya sampai disana, saya agak takjub dengan pemandangan gedung dari luar dan lokasi sekitarnya yang bagus sekali. Dengan tempat parkir yang begitu luas ternyata hanya diisi beberapa mobil dan sepeda motor. Museum tampak lengang. Tiket masuk museum hanya Rp. 3.000,- sedangkan untuk melihat film dengan judul ‘Dibawah Langit Merapi’ dihome teater ada tiket tersendiri seharga Rp. 5.000,-. 

Tidak ada informasi jam tayang diloket tiket, ternyata jika film akan diputar diumumkan oleh petugas didalam museum, kebetulan ketika saya masuk ada pengumuman pemutaran film jadi saya langsung menuju teater. Home teater ada dilantai 2 museum. Film yang diputar berisi tentang sejarah gunung merapi, mitos-mitos yang berkembang dalam masyarakat seperti keberadaan Mbah Petruk, kondisinya dan puncak tertinggi gunung merapi serta rekaman dari letusan tahun 2006. Jangan berharap menonton film ini seperti menonton film-film komersial yang ada dibioskop yang ada lakon dan jalan ceritanya, walaupun tempat nontonnya seperti dibioskop. Film ini berisi rekaman dokumentasi yang narasinya dibacakan oleh bapak-bapak dengan bahasa yang sangat resmi dan intonasi seperti membaca pengumuman. Durasi film kurang lebih 20 menit.



Setelah keluar dari home teater mulailah saya berkeliling museum. Dilantai 2 disamping home teater ada lorong masuk keruangan yang diisi dengan dokumentasi foto-foto erupsi dari berbagai tahun. Didalam ruangan foto-foto ini juga terdapat 1 ruangan yang cukup mencolok keberadaannya. Dengan pilar-pilar tinggi didepannya, didalam ruangan ada bendera merah putih, 1 set meja bundar dengan kursinya dan foto-foto Bung Karno. Sangat disayangkan tidak ada keterangan ini ruangan apa. Saya coba tengak-tengok mencari petugas museum untuk menanyakannya tapi tidak ada. Karena saya sendirian didalam ruangan tersebut maka saya tidak berani berlama-lama. Suasananya sangat hening dan terasa aneh. Mungkin itu juga akibat sugesti diri sendiri melihat foto-foto peristiwa dahsyat yang memakan banyak korban.
  
Kemudian saya turun kelantai 1, disana ruangannya lebih terang dan isinya beragam.  Terdapat lukisan dinding yang menceritakan mitos gunung merapi yang sejajar dengan kraton dan pantai selatan. Ada cerita mitos-mitos masyarakat dibeberapa gunung berapi di Indonesia. Dokumentasi bebatuan dari erupsi gunung merapi dari beberapa tahun. Benda-benda yang menjadi korban erupsi seperti alat-alat rumah tangga dan beberapa sepeda motor yang tinggal kerangkanya saja. Berbagai informasi tentang gunung api di Indonesia maupun dunia. Tentang lapisan-lapisan tanah dan sebagainya.



Dengan harga tiket Rp. 8.000,- banyak sekali informasi yang bisa kita dapatkan disana. Namun yang amat disayangkan ada beberapa bagian bangunan yang kondisinya rusak. Tidak ada penjelasan rusak karena apa, tapi kalau karena erupsi 2010 kenapa sampai saat ini belum diperbaiki. Sebenarnya sangat memalukan karena saya lihat banyak juga rombongan wisatawan manca yang datang berkunjung. Mungkin karena tiketnya murah jadinya biaya perawatan museum jadi kurang diperhatikan.

1 komentar:

  1. Nice posting! Nanti liburan bisa bawa anak2 ke sana, nih.

    BalasHapus