Perjalanan saya ke Museum
Gunung Api Merapi dan Museum Ullen Sentalu (yang akan saya ceritakan
tersendiri) didaerah Kaliurang sebenarnya tidak direncanakan. Ketika saya dalam
perjalanan dari Magelang ke Jogja tiba-tiba saya memutuskan untuk berbelok kearah
Desa Turi yang belum pernah saya lewati. Sempat agak was-wasdiperjalanan karena
sepanjang jalan saya jarang sekali berpapasan dengan orang lain. Dengan jalanan
yang terus menanjak diapit perkebunan salak dikanan dan kiri jalan dan dilatar
belakangi pemandangan Gunung Merapi saya putuskan untuk tetap naik walaupun
kurang yakin nantinya sampai dimana.
Tiba-tiba ditengah jalan saya
melihat petunjuk arah menuju Museum Gunung Api Merapi lalu saya ikuti petunjuk
tersebut. Ketika akhirnya saya sampai disana, saya agak takjub dengan
pemandangan gedung dari luar dan lokasi sekitarnya yang bagus sekali. Dengan
tempat parkir yang begitu luas ternyata hanya diisi beberapa mobil dan sepeda
motor. Museum tampak lengang. Tiket masuk museum hanya Rp. 3.000,- sedangkan untuk
melihat film dengan judul ‘Dibawah Langit Merapi’ dihome teater ada tiket
tersendiri seharga Rp. 5.000,-.
Tidak ada informasi jam tayang
diloket tiket, ternyata jika film akan diputar diumumkan oleh petugas didalam
museum, kebetulan ketika saya masuk ada pengumuman pemutaran film jadi saya
langsung menuju teater. Home teater ada dilantai 2 museum. Film yang diputar
berisi tentang sejarah gunung merapi, mitos-mitos yang berkembang dalam
masyarakat seperti keberadaan Mbah Petruk, kondisinya dan puncak tertinggi
gunung merapi serta rekaman dari letusan tahun 2006. Jangan berharap menonton
film ini seperti menonton film-film komersial yang ada dibioskop yang ada lakon
dan jalan ceritanya, walaupun tempat nontonnya seperti dibioskop. Film ini
berisi rekaman dokumentasi yang narasinya dibacakan oleh bapak-bapak dengan
bahasa yang sangat resmi dan intonasi seperti membaca pengumuman. Durasi film
kurang lebih 20 menit.
Setelah keluar dari home teater mulailah saya berkeliling museum. Dilantai 2 disamping home teater ada lorong masuk keruangan yang diisi dengan dokumentasi foto-foto erupsi dari berbagai tahun. Didalam ruangan foto-foto ini juga terdapat 1 ruangan yang cukup mencolok keberadaannya. Dengan pilar-pilar tinggi didepannya, didalam ruangan ada bendera merah putih, 1 set meja bundar dengan kursinya dan foto-foto Bung Karno. Sangat disayangkan tidak ada keterangan ini ruangan apa. Saya coba tengak-tengok mencari petugas museum untuk menanyakannya tapi tidak ada. Karena saya sendirian didalam ruangan tersebut maka saya tidak berani berlama-lama. Suasananya sangat hening dan terasa aneh. Mungkin itu juga akibat sugesti diri sendiri melihat foto-foto peristiwa dahsyat yang memakan banyak korban.
Kemudian saya turun kelantai
1, disana ruangannya lebih terang dan isinya beragam. Terdapat lukisan dinding yang menceritakan
mitos gunung merapi yang sejajar dengan kraton dan pantai selatan. Ada cerita
mitos-mitos masyarakat dibeberapa gunung berapi di Indonesia. Dokumentasi bebatuan
dari erupsi gunung merapi dari beberapa tahun. Benda-benda yang menjadi korban
erupsi seperti alat-alat rumah tangga dan beberapa sepeda motor yang tinggal
kerangkanya saja. Berbagai informasi tentang gunung api di Indonesia maupun
dunia. Tentang lapisan-lapisan tanah dan sebagainya.
Nice posting! Nanti liburan bisa bawa anak2 ke sana, nih.
BalasHapus