Senin, 16 April 2012

Orang Ndeso ke Jakarta


Yes!! Mangga Dua Raya Jakarta. Bayangkan saja orang daerah yang baru dapat kerja, ditempatkan di lokasi Mangga Dua. Bukan sekedar DAERAH mangga dua, tapi disamping Mall MG2, diseberang Pasar Pagi dan ITC MG2. Bisa dibilang hidup didalam mangga dua, karena perusahaan menyediakan mess yang jadi satu dengan kantor. 24 jam di mangga dua yihaaa!!!!.
Tanggal 25 Mei 2003. Berangkat naik travel yang dibayarin kantor dan dikasih uang makan yang jumlahnya sudah lupa, sepanjang jalan otak terus berputar. Perasaan hati campur aduk sepanjang jalan. Senang karena begitu lulus langsung dapat kerja, bangga banget deh waktu itu bisa sombong sedikit dengan teman. Tidak sabar mengadu nasib di Ibu Kota, Jakarte bok.  Gimana nanti kalau tidak betah? Gimana kalau ini keputusan salah, karena saya yang lulusan keguruan akuntansi berani menerima tawaran untuk menjadi sekretaris komisaris. Gimana kalau kualat karena menjadi penghianat jurusan? Tahu apa tentang sekretaris? Pokoknya banyak kalimat yang diawali dengan kata “Gimana” yang nggak bisa dijawab sendiri dan akhirnya hanya pasrah bongkok’an pada nasib.
Disamping bergumul dengan gimana kalau, mulai disusunlah rencana. Bayangannya nanti pasti dapat gaji yang besar. Namanya juga kerja di Jakarta kan?. Kalau nanti gajian bisa beli macam-macam barang. Bisa ke mall yang lebih besar dari yang ada di Jogja. Mau main ke ancol khususnya dufan karena dulu waktu study tour SMP hanya bisa menikmati keriuhan dufan dari pantainya saja dengan rasa penasaran yang besar seperti apa dalamnya. Ingin tahu seperti apa rasanya kerak telor. Ingin lihat sendiri kehidupan yang seperti disinetron TV siapa tahu nanti ketemu artis buat diajak foto kan lumayan.

Sampai didepan gedung perkantoran Wisma Eka Jiwa belum ada jam 6 pagi. Sama sopir travel diturunkan begitu saja dipinggir jalan. Pagar gedung masih dikunci. Berbekal selembar kertas lecek yang bertuliskan alamat kantor dan nomor telepon, berusaha mencari satpam dengan berjalan mengelilingi gedung yang tidak kecil sambil memanggul rangsel dan menyeret travel bag, rambut awul-awulan dan wajah lecek. Bener-bener dah kelihatan banget orang kampung yang baru datang ke jakarta. Akhirnya setelah mondar-mandir seperti orang hilang, saya ditemukan juga oleh helper kantor.
Kantornya menempati sebuah rukan 4 lantai yang nempel diarea gedung perkantoran. Lantai 1 kosong, lantai 2 untuk mess dengan 4 kamar, lantai 3 untuk kantor karyawan dan dapur dan lantai 4 untuk ruang kerja direktur yang tidak pernah ditempati. Sialnya dengan kamar dilantai 2, kamar mandinya dilantai 1 dan 4, kebayang kan kalau malem harus ke kamar mandi, hiiii seremmmmm....
Dengan doa dan harapan yang besar dari orang tua akhirnya tambah 1 lagi orang kampung yang menapakkan kaki ke Jakarta untuk mencari sesuap nasi dan jika beruntung mendapatkan sebongkah berlian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar