Senin, 30 April 2012

Gaya Rambut

Tahun 2009
Dibalik alasan memanjangkan rambut adalah kepraktisan, bukan karena termakan iklan shampo yang membanjiri iklan-iklan ditelevisi yang memberikan image bahwa wanita berambut panjang pasti cantik hehehe.. Sebenarnya karena saya kurang suka jika ada helai rambut yang jatuh kearea wajah, rasanya risih, dengan berambut panjang maka bisa diikat pony tail, rapi, tidak ada gangguan dan rasane padang ndonyane (rasanya terang dunianya).

Tahun 2011
Setelah bertahun-tahun  setia dengan gaya rambut panjang ada kalanya terbit keinginan untuk mengubah gaya rambut. Rasanya bosan sekali dengan rambut panjang. Selain itu rambut panjang untuk saat ini terasa semakin merepotkan. Dengan tipe rambut yang berminyak maka harus sering-sering dicuci. Bisa dibayangkan repotnya dengan rambut yang lumayan panjang harus setiap hari keramas dan proses mengeringkan rambut yang agak lama. Kadang kalau rasa malas datang maka harus pasrah seharian dengan kondisi rambut yang lecek.

Setelah resign dari pekerjaan keinginan untuk mengubah gaya rambut secara ekstrim muncul lagi. rasanya momentumnya tepat sekali. Kenapa tepat??? Jawabannya tak lain tak bukan karena kalau itu keputusan yang salah maka tidak akan terlalu malu dikomentari orang, karena bisa ngumpet (bersembunyi) dirumah sampai tumbuh rambut lagi.



Senin, 16 April 2012

Pengalaman Pertama Bekerja


Senin tanggal 26 Mei 2003 menjadi hari pertama saya bekerja. Langsung dilaksanakan serah terima pekerjaan karena waktunya tinggal seminggu sebelum yang lama keluar dari kantor. Saya dikasih sebuah buku tulis yang isinya semua asing buat saya, istilah jawanya blas nggak dong. Berderet rekening bank yang hanya tahu namanya dari TV karena dijogja nggak ada, berbagai macam kartu yang baru pertama kali denger GFF, SQ, dinner card dan masih banyak lagi. Arahan do & don’t. Dikenalkan dengan pohon keluarga pemilik perusahaan. Bolak-balik berpura-pura telepon bank untuk menawar dollar, melakukan prosedur TT dan mengisi banyak sekali formulir-formulir bank untuk berlatih.  
Selama proses serah terima satu minggu itu, big bos sedang keluar negeri. Jadi saya mengenalnya dari cerita-cerita teman lain, yang pada akhirnya saya ketahui kalau sudah banyak sekali yang diedit ceritanya. Nasehat yang sering saya dengar: “nek disengeni ra sah dipikir, mlebu kuping kanan metu kuping kiri” (kalau dimarahi jangan dipikirin, masuk telinga kanan keluar telinga kiri).
Cara bekerja dikantor itu semuanya dilaksanakan melalui telepon dan faximili, jika ada yang harus dikirim keluar kantor maka dikirimlah OB. Begitu juga berhubungan dengan big bos semua dilakukan melalui telepon. Saya mengetahui seperti apa wajah big bos hanya melalui foto difotocopy KTP saja yang ada dikantor. Wuih....hebatkan!!. Dan pada akhirnya bisa bertemu langsung setelah beberapa bulan bekerja.
Hari Senin tanggal 2 Juni 2003, merupakan hari pertama saya bekerja secara resmi. Grace yang saya gantikan sudah pergi dan big bos sudah datang. Berdebar rasanya menunggu hari itu dimulai. Rasanya belum cukup waktu saya belajar sudah harus mengerjakan sendiri. Sungguh seperti menjadi seorang anak yang dilepas didunia baru sendirian.

Orang Ndeso ke Jakarta


Yes!! Mangga Dua Raya Jakarta. Bayangkan saja orang daerah yang baru dapat kerja, ditempatkan di lokasi Mangga Dua. Bukan sekedar DAERAH mangga dua, tapi disamping Mall MG2, diseberang Pasar Pagi dan ITC MG2. Bisa dibilang hidup didalam mangga dua, karena perusahaan menyediakan mess yang jadi satu dengan kantor. 24 jam di mangga dua yihaaa!!!!.
Tanggal 25 Mei 2003. Berangkat naik travel yang dibayarin kantor dan dikasih uang makan yang jumlahnya sudah lupa, sepanjang jalan otak terus berputar. Perasaan hati campur aduk sepanjang jalan. Senang karena begitu lulus langsung dapat kerja, bangga banget deh waktu itu bisa sombong sedikit dengan teman. Tidak sabar mengadu nasib di Ibu Kota, Jakarte bok.  Gimana nanti kalau tidak betah? Gimana kalau ini keputusan salah, karena saya yang lulusan keguruan akuntansi berani menerima tawaran untuk menjadi sekretaris komisaris. Gimana kalau kualat karena menjadi penghianat jurusan? Tahu apa tentang sekretaris? Pokoknya banyak kalimat yang diawali dengan kata “Gimana” yang nggak bisa dijawab sendiri dan akhirnya hanya pasrah bongkok’an pada nasib.
Disamping bergumul dengan gimana kalau, mulai disusunlah rencana. Bayangannya nanti pasti dapat gaji yang besar. Namanya juga kerja di Jakarta kan?. Kalau nanti gajian bisa beli macam-macam barang. Bisa ke mall yang lebih besar dari yang ada di Jogja. Mau main ke ancol khususnya dufan karena dulu waktu study tour SMP hanya bisa menikmati keriuhan dufan dari pantainya saja dengan rasa penasaran yang besar seperti apa dalamnya. Ingin tahu seperti apa rasanya kerak telor. Ingin lihat sendiri kehidupan yang seperti disinetron TV siapa tahu nanti ketemu artis buat diajak foto kan lumayan.